Seperti yang
sering kita dengar bahwa ucapan adalah doa, mulutmu harimaumu, itulah beberapa
kalimat yang berarti seolah mengingatkan kita bahwa kita harus berhati-hati dengan ucapan kita, dengan lisan kita dan lain
sebagainya.
Kehidupan seseorang
tentulah berbeda pada umumnya khususnya dalam kondisi kecukupan materi, ada
yang dengan kondisi materi yang kurang, ada yang dengan kondisi materi
pas-pasan namun ada pula yang hidup dengan serba kecukupan. Itu semua adalah
rijki yang dititipkan oleh Alloh swt kepada kita sebagai umatnya. Tergantung pada
seberapa besar usaha kita dalam mencari rejeki tersebut dan seberapa besar rasa
syukur kita terhadap rijki yang kita miliki. Dan tentunya masing-masing
individu akan sangat berbeda dalam menilai diri antara kekurangan, ataupun
berkecukupan.
Setiap rijki
seseorang tentulah berasal dari Alloh, dialah yang menurunkannya untuk kita
umat manusia. Janganlah sekali-kali kita bersombong diri dengan berucap bahwa
rejeki kita ini adalah hasil dari selain Alloh swt. Tentunya itu termasuk
musyrik karena sudah termasuk menyekutukanNya.
Semisal saja
ada seseorang yang sering melakukan perjalanan ziarah dari kota satu ke kota
lainnya. Seperti yang kita tahu bahwa ziarah itu adalah mengunjungi maqam/kuburan
para wali dan lain sebagainya. Terkadang ada seorang yang takabur dengan
ucapannya yang dengan sombongnya mengatakan bahwa rijki yang dia miliki adalah
hasil dari ziarah kesana kemari, tidak perlu terlalu sering sembahyang/sholat,
dan bahkan berkata jika hanya sembahyang saja atau sholat tanpa ziarah kesana
kemari pasti rijki tidak akan datang.
Ucapan diatas
sepintas saja sudah terlihat betapa sombongnya orang tersebut. Terdengar seperti
seolah menyepelekan ibadah sholat padahal ibadah sholat itu adalah ibadah yang
wajib dan tidak boleh ditinggalkan jika masih dalam keadaan mampu. Entah faktor
kebetulan atau apalah namanya karena setelah seorang tersebut mengucapkan
kalimat seperti diatas, tidak begitu lama dan mungkin hanya selang beberapa
bulan, seorang tersebut mengalami kemunduran dalam usaha. Naudzubillah,,mungkin
itu adalah azab dari sang Maha Kuasa akibat dari ucapannya yang tidak teratur.
Karena itulah
kita harus berhati-hati dengan ucapan
kita, karena sesungguhnya Alloh itu Maha Mendengar dan Maha Berkehendak. Apapun
yang Dia kehendaki maka akan terjadi. Kita hanya sebagai ciptaanNya haruslah
banyak mensyukuri apa yang telah diberikan. Bersyukurlah kita telah diciptakan
ke dunia ini dan diberikan penghidupan, maka dari itu janganlan
mensekutukanNya.
Penggalan cerita
diatas diambil dari sebuah kisah yang saya lihat, semoga bermanfaat dan dapat
kita jadikan renungan diri agar tidak menjadi manusia yang takabur dan
menyekutukan Sang Pencipta kita. Kunjungi terus kisah lainnya hanya di coretanku1985.blogspot.com.
sangat mencerahkan sekali nih artikelnya, ucapan memang harus kita jaga jangan sampai tergelincir yia bos...
BalasHapusBetul bgt boss,,trmksh ya udh hadir,,smoga brmnfaat
Hapusbener banget tuh, sebaiknya kita perlu hati hati dalam berkata, sebaiknya dipikir dulu sebelum kita berucap ya mas ;)
BalasHapusiya mbak emg bner bgt kita perlu berhati hati dalam berkata :)
Hapusjika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja :)
BalasHapusBettul kang, bnyk pula yg bilang klo trkadang "diam itu lbih baik" :)
Hapus