Kamis, 05 Juni 2014

Akibat dari Sumpah Serapah Seorang Bapak



Pernah saya melihat dan menyaksikan sendiri kuasaNya, pada kisah seorang bapak yang sering mengucapkan sumpah serapah pada keturunannya. Pada saat itu, saya menyaksikan sendiri ketika bapak tersebut marah kepada putrinya sehingga berkata seolah dia berjanji bahwa dia tidak akan pernah memakan apapun yang berasal dari putrinya tersebut.

Awal ceritanya, pada saat itu, bapak tersebut sedang melakukan pengecatan tembok rumahnya. Lalu, pada siang hari dikampung saya terkadang ada ibu-ibu yang jualan makanan keliling. Sehingga pada saat tersebut sang putri dari bapak tersebut membelinya.

Ketika sang putri membeli makanan tersebut, karena dia merasa tidak cukup uang untuk membeli lebih dari satu, yang tentunya untuk bapaknya tersebut. Akhirnya sang putri pun hanya membeli satu bungkus saja dan tanpa menawarkan pada bapaknya.

Namun, bapaknya tersebut tiba-tiba menghampiri putrinya dalam kondisi tangan kotor dan penuh dengan kotoran-kotoran bekas cat yang menempel. Lalu, sang putri tersebut memperingati bapaknya agar memakai sendok. Namun bapaknya marah dan sumpah itulah yang keluar dari mulutnya. Bapak tersebut berjanji tidak akan memakan apapun yang berasal dari putrinya atau disajikan oleh putrinya tersebut.

Putrinya pun menangis dan menyesal telah berkata seperti itu terhadap bapaknya, karena menurutnya ucapannya tidaklah bernada marah apalagi kasar kepada bapaknya. Namun bapak tersebut telah salah mengartikannya. Putrinya pun menyesal dan selalu mengingat perkataan bapaknya tersebut.

Hari-hari yang dilalui bapak sama anak tersebut terlihat dingin tanpa ada seorang pun yang mendamaikannya. Bahkan sang ibu pun tampak tidak terlihat mendamaikan karena mungkin telah mengetahui bagaimana watak dari suaminya tersebut. Baca juga Perasaan Seorang Ibu.

Entah siapa yang sebenarnya berdosa atas masalah ini, karena mungkin masing-masing merasa benar. Begitulah konflik kadang tak mengenal keluarga, kerabat, bahkan siapapun dan semua pun pasti pernah mengalaminya. Namun semua itu tergantung cara kita masing-masing menyikapinya.

Waktu pun berlalu sang bapak dan anak tersebut masih terlihat garing dan seakan sungkan satu sama lain. Sang bapak terlihat kembali seperti biasa walaupun satu sama lain belum terlihat saling meminta maaf dan memaafkan. Sang bapak yang sudah terbiasa memakan apapun yang disediakan putrinya, akhirnya kembali dia lakukan.

Entah apakah yang terjadi dan tidak begitu jelas penyebabnya, akhirnya bapak tersebut tiba-tiba jatuh sakit. Bahkan sakit yang diderita pun terlihat begitu aneh,  bibirnya terkunci dan lidahnya membengkak. Ketika itu, semua keluarga terlihat panik. Maklum dikampung, dari pengobatan alternatif hingga medis pun telah dilakukan, namun tapna ada perubahan yang berati.

Pada saat itu, sang bapak yang hanya memiliki satu oran putri, tentu hanya putrinya lah yang senantiasa mengurusi sewaktu bapaknya sakit. Pada saat itu, sang bapak belum menyadari mungkin akibat dari ucapannya lah sehingga dia terjangkit penyakit aneh seperti itu.

Putrinya pun dengan ikhlas selalu mengurusi bapaknya, tanpa memikirkan kejadian masa lalu yang selalu dia terima hanyalah cacian dan sumpah serapah dari mulut ayah kandungnya sendiri.

Akhirnya, berkat pertolonganNya serta kerja keras dan doa dari seluruh keluarga, akhirnya melalui pengobatan alternatif akhirnya bapak tersebut perlahan sembuh. Lidahnya yang bengkak pun perlahan kembali seperti semula, sehingga asupan makanan pun kembali bisa dimasukan lewat mulut, karena sebelumnya asupan makananpun masuk melalui selang yang terpasang.

Entah kebetulah ataukah memang sebenarnya, ketika melakukan pengobatan terakhir, pihak dari pengobatan alternatif tersebut hanya memberikan saran kepada bapak tersebut agar lebih berhati-hati dengan perkataannya. Dan lebih bersikap bijak kepada keluarga. Akhirnya bapak tersebut untuk pertama kalinya meminta maaf kepada keluarganya, dan tentunya keluargapun memaafkannya.

Setelah itu, bapak tersebut benar-benar terlihat sehat dan kembali normal. Walau terkadang sikap tempramentalnya masih terkadang menghiasi hari-harinya.
Itulah mungkin yang disebut dengan hidayah, ataukah teguran dari sang Pencipta alam semesta ini. Tak ada yang dapat menandingi kuasaNya, karena Dia lebih Maha Tahu tentang segalanya, bahkan sumpah serapahpun belum tentu  bisa mengenai orang yang disumpahkan tersebut tanpa seijinNya.

Demikian sepenggal  kisah nyata diatas, semoga bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi pembacanya. Ikuti terus kisah selanjutnya hanya di coretanku1985.blogspot.com.

9 komentar:

  1. terimakasih Mbak sudah mengingatkan saya, ini merupakan pelajaran yang berharga bagi saya untuk menjaga lidah dan ucapan, jangan sampai mengucapkan sumpah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya tuggu lagi cerita selanjutnya hehehe

      Hapus
    2. Sama-sama saling mengingatkan mas,,:)

      Hapus
  2. Lidah itu sangat tajam .tajamnya lebih dari pedang,,,untuk itu jagalah lidahmu agar tidak menyakiti orang lain,,,,karena akibatnya sangat berbahaya,seoerti kisah seorang Bapak seperti yang ditulis di artikel tadi,,
    Nice post mbak Titin....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, mungkin sama jg dgn "mulutmu harimau mu" kah ya? hehe,,,thnx udh hadir

      Hapus
  3. ditunggu cerita selanjutnya..

    BalasHapus
  4. Mantap artikelnya, Sukses selalu ya :)

    BalasHapus