Kamis, 19 Juni 2014

Wanita Harus Pintar Memilih Seorang Suami



Begitu banyak kisah yang terkadang sulit dilupakan oleh kita walau hanya sebagai pendengar, sehingga membuat saya ingin menuangkan cerita tersebut menjadi sebuah artikel yang mungkin dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Kisah yang saya ingat kala itu ketika saya duduk dibangku sekolah menengah kejuruan tepatnya di SMKN 2 PURWAKARTA pada tahun 2004 silam. Masa sekolah yang terasa begitu indah ramai karena sekolah yang kala itu mayoritas siswi perempuan dan hanya dihiasi oleh beberapa siswa laki-laki yang bisa terhitung dengan itungan jari. Lebih banyak teriakan dan suara dari siswi yang mendominasi.

Semenjak saya mengenal apa itu gossip dan lain sebagainya. Entah sejak dari jaman kapan dan jamannya siapa, diantara siswi yang sedang bersekolah selalu saja ada yang entah diberhentikan ataupun berhenti sendiri dikarenakan siswi tersebut sedang dalam keadaan hamil. Atau bahkan ada juga yang terus melanjutkan sekolahnya walau dengan keadaan perut membuncit dan berusaha menutupinya sebisa mungkin.

Bahkan naudzubillah sampai ada siswi yang tedengar melahirkan di toilet sekolah. Entah apa sebenarnya yang difikirkan siswi tersebut ketika berani melakukan dosanya, apakah mereka memikirkan kedua orangtua yang telah dengan bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai sekolah mereka. Ataukah siswi tersebut tentunya hanya memikirkan dan mementingan nafsunya yang sesaat ketika itu tanpa memikirkan hal lainnya.

Padahal yang saya tahu kala itu, masuk sekolah negeri itu sangatlah susah hanya siswi yang memiliki nilai tinggi yang bisa masuk sekolah itu, tapi masih saja ada yang menyia-nyiakan sekolahnya. Dan bahkan yang saya tahu, kebanyakan dari siswi berprestasi tersebut berasal dari keluarga dengan penghasilan minim. Namun entah mengapa seolah tidak sama sekali terfikirkan bagi siswi yang telah menyia-nyiakan sekolahnya itu.

Seperti kala itu ada salah satu siswi yang terlihat tengah hamil dengan perut terlihat buncit, berusaha menyembunyikan kehamilannya dengan berdalih dirinya memiliki penyakit yang menyebabkan perutnya terlihat besar dan semakin membesar. Sehingga setiap kegiatan olah raga apapun tidak pernah diikutinya. Entah kala itu apakah guru bp telah mengetahuinya atau belum, atau mungkin telah dibicarakan empat mata dan apaunlah namanya.

Yang jelas kala itu siswi tersebut tengah hampir ujian akhir dan sepertinya siswi tersebut berhasil menyembunyikan kehamilannya sampai dia lulus sekolah. Tentunya cibiran dan tanggapan miringpun selalu ia dapatkan, apalgi sekolah yang mayoritasnya perempuan sangatlah rentan dengan gossip apapun yang beredar pasti akan sangat cepat diketahuinya.

Kisah ini tampaknya hanya akan saya ulas mengenai siswi yang hamil tersebut, karena beberapa waktu yang lalu tanpa sengaja saya bertemu dengan dia dan tanpa saya tanya ternyata dia berani menceritakan rahasia yang kala itu dia sembunyikan di masa sekolah. Dan ternyata memang benar bahwa pada kala itu dia sedang dalam keadaan hamil.

Anak tersebut kini sudah besar bahkan sudah duduk dibangku SD. Mungkin jika dihitung kini usia anak tersebut sudah berusia 9 tahun. Yessi sebutlah nama ibu dari anak itu. Dengan penuh sesal sepertinya saat dia menceritakan kronologis dari rahasia yang dia pendam semasa sekolah. Yessi bercerita bahwa dirinya kala itu menanggung rasa malu terhadap orangtua, terhadap teman-teman, para guru, bahkan para tetangga sekeliling rumahnya kala itu. Baca juga kisah seorang bayi yang ditinggalkan didepan pintu rumah warga.

Ketika yessi bercerita kepada saya, kala itu dia sedang membutuhkan pekerjaan untuk dirinya, dan mencoba menanyakan lowongan kerja ditempat saya bekerja dan saya berusaha membantu sebisa saya. Banyak hal yang yessi ceritakan kepada saya walau tanpa saya bertanya tentang kehidupannya secara detail.

Saat itu dia bercerita bahwa lelaki yang kini jadi suaminya telah menyia-nyiakannya. Bahkan dirinya telah diselingkuhinya dan hampir saja dijadikan istri keduanya. Kala itu, yessi berniat ingin bercerai namun dia ingin memiliki penghasilan sendiri sehingga dia beniat mencari kerja dengan bermodalkan  ijazah yang seadanya yaitu SMK.

Yesii berkali merenungi nasib dirinya yang telah rela menanggung malu pada waktu sekolah namun kini telah disia-siakan oleh suaminya. Mungkin itu yang dia sesali dan menyadari bahwa semua kini yang terjadi adalah akibat dari dosanya dimasa lalu. Karena yessi sendiri sebenarnya telah mengetahui bahwa suaminya itu dari dulu terkenal sebagai preman yang berani, bukan lah pria baik-baik. Namun mungkin karena cinta atau nafsu yang telah membutakannya sehingga yessi kala itu berani menyerahkan kehormatannya kepada lelaki yang dulu belum resmi jadi suaminya.

Kini hidup yessi terlihat begitu sulit, karena wanita selingkuhan suaminya itu telah dinikahinya. Sedangkan yessi kini telah memiliki 2 orang anak, yessi tidak punya apa-apa, dia pulang kerumah orangtuanya pun hanya cacian dan cibiran yang ia dapatkan apalagi dari para tetangganya.

Yessi meminta cerai ketika dia telah diterima ditempat saya bekerja dan entah bagaimana ceritanya kala itu yessi tinggal dirumah orangtuanya yang sudah tua renta dan sakit sakitan itu. Pada kala itu entah perceraiannya terlaksana atau tidak, yang pasti suami yessi kala itu selalu berusaha mendatangi rumah yessi dan mengajak rujuk kembali.

Kurang lebih 3 bulan yessi bekerja, lalu dia memutuskan untuk resign dengan alasan suaminya memintanya untuk rujuk dan meminta maaf kepadanya dan berjanji tidak akan menyakitinya lagi. Namun, suaminya dengan syarat yessi harus bersedia dimadu. Dan bodohnya yessi dia mau saja diajak rujuk dengan alasan kedua anaknya butuh figur seorang ayah dan butuh banyak biaya untuk anaknya.

Sekian lama saya tidak mendengar kabar yessi, namun tak lama dia memberi kabar lewat bbm bahwa dia ingin dicarikan kembali kerjaan, namun saya menolaknya dengan alasan tidak tahu info lowongan kerja. Menurut cerita yessi berikutnya dia tidak mendapat perlakuan yang adil sebagai istri yang dimadu, sabulan pertama suaminya bisa bersikap adil, namun selanjutnya ternyata tidak adil terhadap yessi.

Untuk kesekian kalinya yessi pun mengeluh dan pulang kerumah orangtuanya. Mungkin yessi kini telah sadar bahwa seorang wanita harus pintar memilih seorang suami. Yessi dan kedua anaknya kini tinggal bersama orangtua yessi, namun kabar yang saya dengar bahwa ayah yessi belum lama ini menunggal karena penyakit yang dideritanya, mungkin juga bisa jadi ditambah pusing oleh keadaan putrinya yang sering didera masalah keluarga.

Yessi kini kembali mencari kerja, entah kemana dia mencari kerja mudah mudahan mendapatkan yang terbaik. Dan kedua anaknya bisa hidup secara layak. Dan jika suaminya berniat rujuk kembali, semoga diberikan jalan yang terbaik untuk semuanya. Demikian kisah yessi, semoga dapat menjadi pelajaran bagi yang membaca. Bagi perempuan haruslah pintar-pintar dalam memilih pasangan hidup karena hidup bukanlah untuk waktu hitungan bulan dan berfikirlah sejauh mungkin. Dan bagi kaum pria, hargailah seorang wanita, hargailah seorang istri, karena perlakuan seorang suami akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti mengingat peran suami adalah imam dalam keluarga.

7 komentar:

  1. saya berharap suatu hari nanti bisa menjadi istri yang baik untuk suami saya yang entah siapa di masa depan.

    BalasHapus
  2. sayang sekali saya sudah bahagia dengan isterisaya,coba kalau belum pasti saya kan memilih Yessi itu,soalnya kasihan banget yah si Yessi,dimana dia sekarang atuh ih karunya teuingnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ysdhlh atuh mas dede syukuri z yg sdh ada jgn suka mikir yg macam2 lah,,, :D pamali

      Hapus
  3. mudah2an saya mendapatkan suami yang baik, sholeh, bertanggung jawab dalam segala hal. amin

    BalasHapus