Begitu banyak
kisah yang terkadang sulit dilupakan oleh kita walau hanya sebagai pendengar,
sehingga membuat saya ingin menuangkan cerita tersebut menjadi sebuah artikel
yang mungkin dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Kisah yang
saya ingat kala itu ketika saya duduk dibangku sekolah menengah kejuruan
tepatnya di SMKN 2 PURWAKARTA pada tahun 2004 silam. Masa sekolah yang terasa
begitu indah ramai karena sekolah yang kala itu mayoritas siswi perempuan dan
hanya dihiasi oleh beberapa siswa laki-laki yang bisa terhitung dengan itungan
jari. Lebih banyak teriakan dan suara dari siswi yang mendominasi.
Semenjak saya
mengenal apa itu gossip dan lain sebagainya. Entah sejak dari jaman kapan dan
jamannya siapa, diantara siswi yang sedang bersekolah selalu saja ada yang
entah diberhentikan ataupun berhenti sendiri dikarenakan siswi tersebut sedang
dalam keadaan hamil. Atau bahkan ada juga yang terus melanjutkan sekolahnya
walau dengan keadaan perut membuncit dan berusaha menutupinya sebisa mungkin.
Bahkan naudzubillah
sampai ada siswi yang tedengar melahirkan di toilet sekolah. Entah apa
sebenarnya yang difikirkan siswi tersebut ketika berani melakukan dosanya,
apakah mereka memikirkan kedua orangtua yang telah dengan bersusah payah
mencari nafkah untuk membiayai sekolah mereka. Ataukah siswi tersebut tentunya
hanya memikirkan dan mementingan nafsunya yang sesaat ketika itu tanpa
memikirkan hal lainnya.
Padahal yang
saya tahu kala itu, masuk sekolah negeri itu sangatlah susah hanya siswi yang
memiliki nilai tinggi yang bisa masuk sekolah itu, tapi masih saja ada yang
menyia-nyiakan sekolahnya. Dan bahkan yang saya tahu, kebanyakan dari siswi
berprestasi tersebut berasal dari keluarga dengan penghasilan minim. Namun entah
mengapa seolah tidak sama sekali terfikirkan bagi siswi yang telah
menyia-nyiakan sekolahnya itu.
Seperti kala
itu ada salah satu siswi yang terlihat tengah hamil dengan perut terlihat
buncit, berusaha menyembunyikan kehamilannya dengan berdalih dirinya memiliki
penyakit yang menyebabkan perutnya terlihat besar dan semakin membesar. Sehingga
setiap kegiatan olah raga apapun tidak pernah diikutinya. Entah kala itu apakah
guru bp telah mengetahuinya atau belum, atau mungkin telah dibicarakan empat
mata dan apaunlah namanya.
Yang jelas
kala itu siswi tersebut tengah hampir ujian akhir dan sepertinya siswi tersebut
berhasil menyembunyikan kehamilannya sampai dia lulus sekolah. Tentunya cibiran
dan tanggapan miringpun selalu ia dapatkan, apalgi sekolah yang mayoritasnya
perempuan sangatlah rentan dengan gossip apapun yang beredar pasti akan sangat
cepat diketahuinya.
Kisah ini
tampaknya hanya akan saya ulas mengenai siswi yang hamil tersebut, karena
beberapa waktu yang lalu tanpa sengaja saya bertemu dengan dia dan tanpa saya
tanya ternyata dia berani menceritakan rahasia yang kala itu dia sembunyikan di
masa sekolah. Dan ternyata memang benar bahwa pada kala itu dia sedang dalam
keadaan hamil.
Anak tersebut
kini sudah besar bahkan sudah duduk dibangku SD. Mungkin jika dihitung kini
usia anak tersebut sudah berusia 9 tahun. Yessi sebutlah nama ibu dari anak
itu. Dengan penuh sesal sepertinya saat dia menceritakan kronologis dari
rahasia yang dia pendam semasa sekolah. Yessi bercerita bahwa dirinya kala itu
menanggung rasa malu terhadap orangtua, terhadap teman-teman, para guru, bahkan
para tetangga sekeliling rumahnya kala itu. Baca juga kisah seorang bayi yang ditinggalkan didepan pintu rumah warga.
Ketika yessi
bercerita kepada saya, kala itu dia sedang membutuhkan pekerjaan untuk dirinya,
dan mencoba menanyakan lowongan kerja ditempat saya bekerja dan saya berusaha
membantu sebisa saya. Banyak hal yang yessi ceritakan kepada saya walau tanpa
saya bertanya tentang kehidupannya secara detail.
Saat itu
dia bercerita bahwa lelaki yang kini jadi suaminya telah menyia-nyiakannya. Bahkan
dirinya telah diselingkuhinya dan hampir saja dijadikan istri keduanya. Kala itu,
yessi berniat ingin bercerai namun dia ingin memiliki penghasilan sendiri
sehingga dia beniat mencari kerja dengan bermodalkan ijazah yang seadanya yaitu SMK.
Yesii berkali
merenungi nasib dirinya yang telah rela menanggung malu pada waktu sekolah
namun kini telah disia-siakan oleh suaminya. Mungkin itu yang dia sesali dan
menyadari bahwa semua kini yang terjadi adalah akibat dari dosanya dimasa lalu.
Karena yessi sendiri sebenarnya telah mengetahui bahwa suaminya itu dari dulu
terkenal sebagai preman yang berani, bukan lah pria baik-baik. Namun mungkin
karena cinta atau nafsu yang telah membutakannya sehingga yessi kala itu berani
menyerahkan kehormatannya kepada lelaki yang dulu belum resmi jadi suaminya.
Kini hidup
yessi terlihat begitu sulit, karena wanita selingkuhan suaminya itu telah
dinikahinya. Sedangkan yessi kini telah memiliki 2 orang anak, yessi tidak
punya apa-apa, dia pulang kerumah orangtuanya pun hanya cacian dan cibiran yang
ia dapatkan apalagi dari para tetangganya.
Yessi meminta
cerai ketika dia telah diterima ditempat saya bekerja dan entah bagaimana
ceritanya kala itu yessi tinggal dirumah orangtuanya yang sudah tua renta dan
sakit sakitan itu. Pada kala itu entah perceraiannya terlaksana atau tidak,
yang pasti suami yessi kala itu selalu berusaha mendatangi rumah yessi dan
mengajak rujuk kembali.
Kurang lebih
3 bulan yessi bekerja, lalu dia memutuskan untuk resign dengan alasan suaminya
memintanya untuk rujuk dan meminta maaf kepadanya dan berjanji tidak akan menyakitinya
lagi. Namun, suaminya dengan syarat yessi harus bersedia dimadu. Dan bodohnya
yessi dia mau saja diajak rujuk dengan alasan kedua anaknya butuh figur seorang
ayah dan butuh banyak biaya untuk anaknya.
Sekian lama
saya tidak mendengar kabar yessi, namun tak lama dia memberi kabar lewat bbm
bahwa dia ingin dicarikan kembali kerjaan, namun saya menolaknya dengan alasan
tidak tahu info lowongan kerja. Menurut cerita yessi berikutnya dia tidak
mendapat perlakuan yang adil sebagai istri yang dimadu, sabulan pertama
suaminya bisa bersikap adil, namun selanjutnya ternyata tidak adil terhadap
yessi.
Untuk kesekian
kalinya yessi pun mengeluh dan pulang kerumah orangtuanya. Mungkin yessi kini
telah sadar bahwa seorang wanita harus
pintar memilih seorang suami. Yessi dan kedua anaknya kini tinggal bersama
orangtua yessi, namun kabar yang saya dengar bahwa ayah yessi belum lama ini
menunggal karena penyakit yang dideritanya, mungkin juga bisa jadi ditambah
pusing oleh keadaan putrinya yang sering didera masalah keluarga.
Yessi kini
kembali mencari kerja, entah kemana dia mencari kerja mudah mudahan mendapatkan
yang terbaik. Dan kedua anaknya bisa hidup secara layak. Dan jika suaminya
berniat rujuk kembali, semoga diberikan jalan yang terbaik untuk semuanya. Demikian
kisah yessi, semoga dapat menjadi pelajaran bagi yang membaca. Bagi perempuan
haruslah pintar-pintar dalam memilih pasangan hidup karena hidup bukanlah untuk
waktu hitungan bulan dan berfikirlah sejauh mungkin. Dan bagi kaum pria,
hargailah seorang wanita, hargailah seorang istri, karena perlakuan seorang
suami akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti mengingat peran suami adalah
imam dalam keluarga.
saya berharap suatu hari nanti bisa menjadi istri yang baik untuk suami saya yang entah siapa di masa depan.
BalasHapusAammiin,,,mksh sudah hadir :)
Hapusartikelnya menyentuh banget
BalasHapustrmksh udh hadir mas Dary SEO ,,,:)
Hapussayang sekali saya sudah bahagia dengan isterisaya,coba kalau belum pasti saya kan memilih Yessi itu,soalnya kasihan banget yah si Yessi,dimana dia sekarang atuh ih karunya teuingnya....
BalasHapusYsdhlh atuh mas dede syukuri z yg sdh ada jgn suka mikir yg macam2 lah,,, :D pamali
Hapusmudah2an saya mendapatkan suami yang baik, sholeh, bertanggung jawab dalam segala hal. amin
BalasHapus