Sabtu, 28 Juni 2014

Harus Berhati - hati Dengan Ucapan Kita



Seperti yang sering kita dengar bahwa ucapan adalah doa, mulutmu harimaumu, itulah beberapa kalimat yang berarti seolah mengingatkan kita bahwa kita harus berhati-hati dengan ucapan kita, dengan lisan kita dan lain sebagainya.

Kehidupan seseorang tentulah berbeda pada umumnya khususnya dalam kondisi kecukupan materi, ada yang dengan kondisi materi yang kurang, ada yang dengan kondisi materi pas-pasan namun ada pula yang hidup dengan serba kecukupan. Itu semua adalah rijki yang dititipkan oleh Alloh swt kepada kita sebagai umatnya. Tergantung pada seberapa besar usaha kita dalam mencari rejeki tersebut dan seberapa besar rasa syukur kita terhadap rijki yang kita miliki. Dan tentunya masing-masing individu akan sangat berbeda dalam menilai diri antara kekurangan, ataupun berkecukupan.

Setiap rijki seseorang tentulah berasal dari Alloh, dialah yang menurunkannya untuk kita umat manusia. Janganlah sekali-kali kita bersombong diri dengan berucap bahwa rejeki kita ini adalah hasil dari selain Alloh swt. Tentunya itu termasuk musyrik karena sudah termasuk menyekutukanNya.

Semisal saja ada seseorang yang sering melakukan perjalanan ziarah dari kota satu ke kota lainnya. Seperti yang kita tahu bahwa ziarah itu adalah mengunjungi maqam/kuburan para wali dan lain sebagainya. Terkadang ada seorang yang takabur dengan ucapannya yang dengan sombongnya mengatakan bahwa rijki yang dia miliki adalah hasil dari ziarah kesana kemari, tidak perlu terlalu sering sembahyang/sholat, dan bahkan berkata jika hanya sembahyang saja atau sholat tanpa ziarah kesana kemari pasti rijki tidak akan datang.

Ucapan diatas sepintas saja sudah terlihat betapa sombongnya orang tersebut. Terdengar seperti seolah menyepelekan ibadah sholat padahal ibadah sholat itu adalah ibadah yang wajib dan tidak boleh ditinggalkan jika masih dalam keadaan mampu. Entah faktor kebetulan atau apalah namanya karena setelah seorang tersebut mengucapkan kalimat seperti diatas, tidak begitu lama dan mungkin hanya selang beberapa bulan, seorang tersebut mengalami kemunduran dalam usaha. Naudzubillah,,mungkin itu adalah azab dari sang Maha Kuasa akibat dari ucapannya yang tidak teratur.

Karena itulah kita harus berhati-hati dengan ucapan kita, karena sesungguhnya Alloh itu Maha Mendengar dan Maha Berkehendak. Apapun yang Dia kehendaki maka akan terjadi. Kita hanya sebagai ciptaanNya haruslah banyak mensyukuri apa yang telah diberikan. Bersyukurlah kita telah diciptakan ke dunia ini dan diberikan penghidupan, maka dari itu janganlan mensekutukanNya.

Penggalan cerita diatas diambil dari sebuah kisah yang saya lihat, semoga bermanfaat dan dapat kita jadikan renungan diri agar tidak menjadi manusia yang takabur dan menyekutukan Sang Pencipta kita. Kunjungi terus kisah lainnya hanya di coretanku1985.blogspot.com.

6 komentar:

  1. sangat mencerahkan sekali nih artikelnya, ucapan memang harus kita jaga jangan sampai tergelincir yia bos...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bgt boss,,trmksh ya udh hadir,,smoga brmnfaat

      Hapus
  2. bener banget tuh, sebaiknya kita perlu hati hati dalam berkata, sebaiknya dipikir dulu sebelum kita berucap ya mas ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak emg bner bgt kita perlu berhati hati dalam berkata :)

      Hapus
  3. jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bettul kang, bnyk pula yg bilang klo trkadang "diam itu lbih baik" :)

      Hapus